Kamis, 12 Juni 2008

Lebih Bijak

oya..orang kadang beranggapan bahwa dia telah melakukan hal yang banyak dan terbaik untuk menyelesaikan sebuah persoalan. namun dari sekian orang yang berfikir tersebut hanyalah sedikit yang kemudian menempatkan diri pada perspektif orang lain. sehingga kebanyakan yang terjadi adalah egosentris yang ditonjolkan, bukan bagaimana mencapai kolektivitas yang optimal.
permasalahan yang sering muncul dan akhirnya menimbulkan konflik adalah ketidaktahuan kita akan duduk persoalan dan akar masalah yang menyeluruh. sebagai contoh yang sudah hafal di benak kita adalah kisah nabi Musa a.s saat berguru dengan seorang bijak (nabi Khidir a.s) dan itulah yang sering kita hadapi saat ini.
jika kita melihat sejarah, perdebatan sengit terkait dengan dasar negara yang terjadi dalam sidang BPUPKI tidak kalah panas, malah mungkin jauh lebih panas, dari segala perdebatan yang ada pada saat ini. namun jika kita melihat, diantara tokoh-tokoh yang berdebat yaitu para founding fathers bangsa ini, tidak ada yang menunjukkan sikap bermusuhan, apalagi hingga terjadi baku-hantam. segala ketidaksetujuan dan perbedaan yang ada disampaikan secara bijak dan tanpa melukai perasaan orang atau kelompok yang berseberangan. karena mereka sadar betul akan buah dari apa yang kita lakukan sekecil apapun.
terlepas dari itu semua, fenomena yang ada saat ini tidak akan terjadi berlarut-larut. dimana sesama umat Islam saling diadu, dan terlebih kita meributkan sesuatu yang seharusnya menjadi musuh kita karena mereka lebih jelas kekufurannya dengan menganggab adanya nabi setelah Rasulullah Muhammad SAW. inikan menjadi hal yang sangat ironi jika kita melihat bagaimana sikap para salafushaleh dalam perbedaan pandangan, atau paling tidak bagaimana sikap para pendahulu kita yang lebih mementingkan bersatunya umat dari pada hanya ego kelompok semata.

Tidak ada komentar: