Sabtu, 11 Juli 2009

Ayah..Aku Kapok


Suatu hari…akhirnya setelah lebih dari 2 tahun menikah hal yang dinantikan datang juga. Seorang anak laki-laki yang kelak akan menjadi kebanggaan keluarga di masa nanti.

Dengan berjalannya waktu, sang buah hati berkembang. Dari mulai menangis, tidur tengkurap dan akhirnya sang buah hati pun sudah bisa berjalan bahkan berlari.

Lazimnya dalam perkembangan anak yang dulu hanya bisa menggigit jempol sekarang mulai menunjukan bakat dan kreatifitasnya.

Seiring dengan itu, kehidupan keluarga ini pun menjadi amat bahagia. Memang sudah menjadi sunatullah bahwa setiap diri kita lahir dengan membawa nasib kita masing-masing, termasuk rizki.

Dari hari kehari bisnis keluarga semakin berkembang sehingga kebutuhan untuk keluarga termasuk terhadap sang buah hati semakin di perhatikan.

Dan tak lama kemudian keluarga ini pun mendapat hadiah sebuah mobil BMW keluaran terbaru. Alangkah bersyukurnya mereka diliputi dengan kebahagiaan yang berlipat ganda.

Sang anak pun akhirnya tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang lucu, menggemaskan bahkan tertawanya sangat renyai ketika digoda.

Dengan pakaian yang bersih dan dengan gaya berbicara yang sedikit cedal, pasti membuat semua orang yang melihatnya akan merasa senang.

Menginjak semakin dewasa sang anak mulai ingin belajar menggambar dan menulis. Hal ini sangat disambut gembira oleh kedua orang tuanya. Terutama sang ayah.

Maka ketika pulang dari kantor, sang ayah membelikan seperangkat alat tulis dan gambar lengkap dengan aneka pewarna yang sangat menarik. Dengan penuh suka cita anak itu pun menerima hadiah dari sang ayah

‘tel’ima kasih ayah, adi senang sekali semoga Allah membel’i uang yang buanyak buat ayah, supaya bisa di beliin pensil yang banyak’ sang buah hati berkata dengan mata yang berbinar-binar dan suara yang cedal.

Sejak itu sang anak pun mulai terlihat kreatif, dengan penuh gembira mulai menggambar dan membuat coretan-coretan yang gak karuan dibuku gambar.

Kadang-kadang spidol yang digunakan pun sampai melebihi kertas gambarnya. Sampai-sampai karpet rumah pun sudah berubah warna dengan ‘lukisan’ sang anak yang baru belajar menggambar ini.

Sang ayah pun dengan bergeleng-geleng kepala tersenyum tiap kali istrinya menceritakan betapa bandelnya anaknya sampai-sampai ruang belajarnya menjadi penuh dengan coretan spidol.

Semakin lama semakin jauh anak ini melampiaskan ekspresinya ke dalam ‘kanvasnya’. Tidak hanya lantai dan karpet, sekarang seluruh dinding rumah sudah penuh dengan coretan spidol, pena dan krayon milik sang anak.

Namun hal ini terus dibiarkan oleh sang ayah. Meskipun beberapa kali melihat istrinya tampak memarahi anaknya karena mencorat-coret baju kesayangannya yang akhirnya sudah tidak bisa dipakai lagi. Dan sang ayah pun tersenyum kecut melihat hal itu.

Suatu saat karena hari libur sang ayah tidak pergi ke kantor, maka seharian mereka pun asik bermain dirumah.

Seperti biasa sang anak ingin memamerkan ‘keahliannya’ itu kepada ayahnya. Karena memang selama ini sang ayah jarang sekali kumpul bermain dengan dia.

Karena melihat seluruh rumah sudah penuh sang anak pun lari ke garasi. Sepintas sang anak melihat mobil BWM keluaran terbaru milik ayahnya yang baru beberapa minggu ada dirumahnya.

Karena ingin menunjukkan kepada ayahnya akhirnya mobil tersebut sedikit demi sedikit dia ‘lukis’ dengan spidol. Karena spidol yang dipakai hampir habis, akhirnya dia sedikit menekan-nekan agar kelihatan jelas.

Dan hasilnya dalam waktu sekejap, mobil sedan mewah itu penuh dengan goresan-goresan spidol dan bahkan membekas hingga kedalam cat mobil tersebut.

Sang ayah yang dari tadi mencari di dalam rumah, kemudian menemui sang buah hati dengan kondisi mobil kesayangannya penuh dengan goresan. Dengan serta merta sang ayah pun memarahi sang buah hatinya itu.

Karena dibalut emosi yang menggebu tanpa dia sadari sang ayah pun memukul tangan anaknya berulang-ulang hingga tangan sang anak pun sedikit memar. Dan seharian sang anak pun menangis kesakitan sambil berkata ‘ampun ayah, ampun…’.

Setelah kejadian itu badan sang anak menjadi panas. Dan meskipun sudah diobati dengan berbagai macam obat penurun panas dan bahkan bolak-balik ke dokter, tetap saja masih belum sembuh.

Sang ayah pun mulai menyesal melihat buah hatinya tergeletak lemas di tempat tidur.
Akhirnya sang anak pun dibawa kerumah sakit. Berdasarkan hasil diagnosa dan foto rongent ternyata penyebabnya adalah adanya luka di bagian tangan sang anak.

Karena terlalu parah luka tersebut, maka luka yang ada ditangan sang anak pun mengalami pembusukan. Satu-satunya jalan adalah dengan diamputasi agar tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Mendengar hal tersebut sang ayah pun langsung tersungkur dan menangis. Betapa bodohnya dia telah mengorbankan tangan anak kesayangannya demi sebuah mobil BMW keluaran terbarunya. Betapa teganya telah merenggut kebahagiaan sang anak yang selama ini telah menjadi kebanggaannya.

Dan beberapa waktu kemudian setelah dioperasi sang anak pun mulai siuman. Sang ayah adan istrinya yang tak henti-hentinya menangis pun dengan serta merta menatap buah hatinya dengan dalam-dalam.

Dan ketika melihat ayahnya, sang anak dengan lugu dan lemah berkata
‘ampun ayah, adi kapok. Adi berjanji tidak akan menggambar sembarangan lagi. Adi menyesal ayah. Maafkan adi ya’

Dan waktu itu, sang anak masih belum sadar jika dia telah kehilangan tangan kesayangannya.

….

(disadur dari cerita seorang kawan)

Tidak ada komentar: